INILAH.COM, Bandung - Gubernur Jabar Ahmad Heryawan memberikan dukungan penuh kepada delegasi Jabar di Mesir. Namun pada tahun ini, dukungan dana belum bisa dilakukan karena terbentur pada nomenklatur anggaran.“Tentu kita akan support secara umum. Bahwa kemudian diperlukansupportkhusus,Insya Allahkita lakukan, baik personal atau lembaga. Tinggal dibuat dan dipikirkan anggarannya. Kalau sekarang ditanya berapa anggarannya, ya belum ada,” jelas Heryawan.Dia juga sangat meyakini sumber moralitas berasal dari wahyu dan sumber-sumber keagamaan. Artinya, kalau orang Jawa Barat rajin membaca Alquran dan terpelajar, maka persoalan-persoalan penyakit sosial masyarakat, seperti kenakalan remaja, narkoba, kekerasan, bisa dihindari.“Kalau orang membentengi diri dengan membaca Alquran, ada jaminan kepada dia untuk tidak berbuat salah. Ketika orang dekat dengan Allah, selalu sembah sujud pada-Nya, penjagaannya relatif lebih kuat untuk tidak melakukan penyimpangan. Nah,Dauroh Quranini dilakukan secara kelembagaan, maka pemerintah harus melindungi, membantu, mendukungnya,” tambahnya.Soal pengiriman ke daerah konflik, Heryawan mengaku tak risau. Terlebih sudah banyak lulusan disana dalam kondisi baik-baik dan pulang dengan bekal ilmu yang lebih dari cukup. “Darul Quran disana semacam lembaga yang punya sekolah formal. Santri disana diajarkan ilmu keagamaan plus hapalan Quran. Memang Mesirdan Jalur Gaza itu berbatasan, tetapi semua terkendali,” tegasnya.Soal kondisi penghafal Quran di Jabar, Heryawan mengaku kurang begitu paham karena belum memiliki data pasti. Namun diperkirakan mendekati angka 1.000 orang. “Beberapa waktu lalu,saya menghadiri wisuda santri di Parung Bogor. Mereka meluluskan 100 wisudawan. Nah 11 diantaranya hafal Quran 30 juz. Memang di Jabar belum ada data jumlah penghafal Alqruan. Mungkin mendekati 1.000,” pungkasnya.[ang]
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar